Selasa, 29 Januari 2013

Persemaian dan Pembibitan Mangrove

Persemaian dan Pembibitan Mangrove 1. Pengumpulan Buah Sebelum melakukan persemaian, lakukanlah pengumpulan buah mangrove terlebih dahulu untuk dijadikan bibit tanaman mangrove. 2. Penyiapan bibit • bibit mangrove diusahakan berasal dari lokasi setempat atau lokasi terdekat • bibit mangrove disesuaikan dengan kondisi tanahnya • persemaian dilakukan di lokasi tanam untuk penyesuaian dengan lingkungan setempat 3. Pemilihan bibit mangrove Penanaman mangrove dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menanam langsung buahnya, cara ini memiliki tingkat keberhasilan antara 20-30%. Cara lain adalah melalui persemaian bibit, dengan tingkat keberhasilan antara 60-80%. Untuk memperoleh bibit mangrove yang baik, pengumpulan buah (propagule) dapat dilakukan antara bulan September hingga bulan Maret, dengan karakteristik sebagai berikut berdasarkan jenis tanaman mangrove: 1. Bakau (Rhizophora spp.), buah sebaiknya dipilih dari pohon yang telah berusia di atas 10 tahun, buah yang baik dicirikan oleh hampir lepasnya bonggol buah dan batang buah, ciri buah yang sudah matang untuk jenis : 2. bakau besar (Rhizophora mucronata): warna buah hijau tua atau kecoklatan dengan kotiledon (cincin) berwarna kuning o bakau kecil (Rhizophora apiculata): warna buah hijau kecoklatan dan warna kotiledon merah. o Tancang (Bruguiera spp.), buah dipilih dari pohon yang berumur antara 5-10 tahun, ciri buah yang matang: batang buah hampir lepas dari bonggolnya 3. Api-api (Avicennia spp.), bogem (Sonneratia spp.) dan bolicella (Xylocarpus granatum) o ciri buah yang matang: warna kecoklatan, agak ketas dan bebas dari hama penggerek o lebih baik buah yang sudah jatuh dari pohon 4. Persemaian bibit mangrove 1. Pemilihan tempat: o lahan yang lapang dan datar, o dekat dengan lokasi tanam, o terendam air saat pasang, dengan frekuensi lebih kurang 20-40 kali/bulan, sehingga tidak memerlukan penyiraman. 2. Pembuatan bedeng persemaian o ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya berukuran 1 x 5 meter atau 1×10 meter dengan tinggi 1 meter, o Bedeng diberi naungan ringan dari daun nipah atau sejenisnya, o Media bedengan berasal dari tanah lumpur di sekitarnya, o Bedeng berukuran 1 x 5 meter dapat menampung bibit dalam kantong plastik (10 x 50 cm) atau dalam botol air mineral bekas (500 ml) sebanyak 1200 unit, atau 2.250 unit untuk bedeng berukuran 1 x 10 meter. 5. Pembibitan Mangrove • Buah disemaikan langsung ke kantong- kantong plastik atau ke dalam botol air mineral bekas yang sudah berisi media tanah. • Sebelum diisi tanah, bagian bawah kantong plastik atau botol air mineral bekas diberi lubang agar air yang berlebihan dapat keluar. • Khusus untuk buah bakau (Rhizopora spp.) dan tancang (Bruguiera spp.), sebelum disemaikan sebaiknya disimpan dulu di tempat yang teduh dan ditutupi dengan karung basah selama 5-7 hari. Hal ini bermanfaat untuk menghindari batang bibit Berikut ini adalah sedikit ilustrasi mengenai teknik penanaman bibit mangrove menggunakan selongsong bambu ; Bibit mangrove diambil dari kebun bibit mangrove hasil pembibitan yang dilakukan secara mandiri dan swadaya oleh kelompok tani nelayan Tapak. Bibit mangrove yang diambil adalah bibit mangrove yang telah berumur kurang lebih tiga sampai dengan enam bulan. Bibit mangrove diangkut dengan perahu, ke lokasi penanaman yang terletak di pesisir pantai. Bibit mangrove ditanam di sekitar bangunan pemecah gelombang yang dibangun menggunakan ban-ban bekas yang diperoleh dari warga sekitar dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar tapak dan menerapkan konsep kearifan lokal Bibit mangrove ditanam di dalam selongsong bambu untuk bibit mangrove yang ditanam di bagian depan pemecah gelombang dan ditanam secara normal menggunakan ajir dan tali rafia untuk bibit mangrove yang terletak di bagian belakang pemecah gelombang (di sepertiga bagian pematang tambak yang telah dilebarkala Penanaman dilakukan dengan dua teknik, disesuaikan dengan kondisi pesisirnya. Teknik pertama adalah dengan cara menanam selongsong bambu terlebih dahulu baru kemudian bibit mangrove dimasukkan ke selongsong bambu yang berlubang-sempurna dan telah terpenuhi dengan media lumpur, tersebut. Selanjutnya, cara yang kedua adalah bibit mangrove ditanam terlebih dahulu ke dalam substrat, baru kemudian selongsong bambu ditanam hingga keseluruhan bagian bibit tertutup kecuali batang dan daun bagian atas. Selongsong bambu diletakkan secara zig zag (depan dan belakang) dengan tujuan untuk meminimalisir kekuatan gelombang. Jarak tanam yang dipergunakan adalah ½ m x ½ m karena tujuan penanaman lebih difungsikan sebagai penahan gelombang dan bukan sekedar penghijauan pantai. Setelah kurang lebih tiga tahun, maka bambu akan lapuk dengan sendirinya, disaat sistem perakaran bibit mangrove telah kuat menopang tubuhnya. Bambu yang lapuk tidak akan mencemari perairan pesisir karena akan terurai secara alami.

Jenis, Manfaat Mangrove di Dunia

MANGROVE (Jenis, Manfaat dan Aplikasi Kelingkungan) 1. Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan Jenis-jenis tumbuhan Mangrove ini bereaksi berbeda terhadap variasi-variasi lingkungan fisik di atas, sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu. Beberapa factor lingkungan tersebut adalah: 1. Fisiografi pantai (topografi) 2. Pasang (lama, durasi, rentang) 3. Gelombang dan arus 4. Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin) 5. Salinitas 6. Oksigen terlarut 7. Tanah 8. Hara 2. Definisi Dan Ekosistem Mangrove Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000). Dalam suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis spesies mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang, kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik (Jenning and Bird, 1967 dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah. 3. Arti Penting Ekosistem Mangrove Ekosistem mangrove merupakan penghasil detritus, sumber nutrien dan bahan organik yang dibawa ke ekosistem padang lamun oleh arus laut. Sedangkan ekosistem lamun berfungsi sebagai penghasil bahan organik dan nutrien yang akan dibawa ke ekosistem terumbu karang. Selain itu, ekosistem lamun juga berfungsi sebagai penjebak sedimen (sedimen trap) sehingga sedimen tersebut tidak mengg anggu kehidupan terumbu karang. Selanjutnya ekosistem terumbu karang dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak (gelombang) dan arus laut. Ekosistem mangrove juga berperan sebagai habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi organisme yang hidup di padang lamun ataupun terumbu karang. 4. Pemahaman Kondisi Wilayah Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membangun kesadaran masyarakat antara lain: diskusi bersama masyarakat untuk memahami kondisi pantai saat ini dan dulu, mengiden-tifikasi dan menyadari bersama dampak hilang/rusaknya mangrove, menentukan dan menyepakati bersama solusi mengatasi masalah akibat hilang/rusaknya mangrove, studi banding untuk meyakini dan memperluas wawasan tentang manfaat mangrove, perencanaan dan pelaksanaan bersama penanaman mangrove, dan pembentukan kelompok masyarakat pengelola dan pelestari mangrove. 5. Jenis-Jenis Mangrove 1. Aegiceras corniculantum 2. Rhizopora lamarckii 3. Avicennia officinalis 4. Aegiceras floridum 5. Heritirea littoralis 6. Bruguiera gymnorrhiza 7. Bruguiera cylindrica 8. Avicennia alba 9. Avicennia marina 10. Avicennia lanata 11. Bruguiera cylindrica 12. Rhizopora apiculata 13. Pemphis acidula 14. Xylocarpus moluccensis 15. Rhizopora stylosa 16. Lumnitzera racemosa 17. Xylocarpus rumphii 18. Avicennia officinalis 19. Ceriops tagal 20. lLumnitzera littorea 21. Bruguiera sexangula 22. Sonneratia caseolaris 23. Ceriops decandra 24. Sonneratia alba 25. Lumnitzera racemosa 26. Rhizopora mucronata 27. Bruguiera parviflora 28. Excoecaria agallocha 29. Xylocarpus granatum 30. Nypa fruticans 31. Osbornia octodona Mangrove memiliki beberapa macam jenis perakaran. Satu pohon mangrove dapat mempunyai satu sistem perakaran ataupun lebih. Perbedaan perakaran pada mangrove merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Setiap jenis perakaranpun memiliki fungsinya masing-masing. Macam-macam perakaran mangrove adalah sebagai berikut : • Akar Tunjang / Cane Root Akar tunjang ini berbentuk seperti ceker ayam. Biasanya perakaran ini dimiliki oleh mangrove yang hidup ditepi pantai dengan substrat pasir atau di rawa-rawa pinggir sungai. Fungsinya untuk menahan pohon agar tetap tegak berdiri bila dihempas angin dan bertahan dari deburan ombak. Contoh : Rhizopora sp. • Akar Papan / Plank Root Akar papan berbentuk seperti papan, akarnya sangat keras dan pipih. Biasanya jenis perakaran ini dimiliki oleh pohon mangrove yang hidup di daerah yang berada lebih dekat ke darat (bukan tipe pohon mangrove yang hidup di tepi pantai). Contoh : Xylocarpus sp. • Akar Napas/ Chicken Claw Root Akar napas merupakan akar yang manucul di dekat pohon mangrove, bentuknya seperti pensil. Pohon dengan jenis perakaran ini biasanya hidup ditepi pantai dengan subsrat lumpur atau pasir berlumpur. Fungsinya untuk mengambil udara, karena didalam tanah yang berlumpur kandungan oksigen lebih sedikit. Contoh : Avicennia sp. • Akar Lutut / Knee Root Akar lutut berbentuk menjalar dan berlutut-lutut. Perakaran jenis ini biasanya memakan tempat lebih banyak daripada perakaran jenis lain karena akarnya bisa sangat panjang. Contoh : Bruguiera sp. JENIS-JENIS TRUE MANGROVE DI DUNIA Family Species 1. Arecaceae Nypa fruticans 2. Avicenniaceae Avicennia alba 3. Avicenniaceae Avicennia bicolor 4. Avicenniaceae Avicennia eucalyptifolia 5. Avicenniaceae Avicennia germinans 6. Avicenniaceae Avicennia integra 7. Avicenniaceae Avicennia lanata 8. Avicenniaceae Avicennia marina 9. Avicenniaceae Avicennia officinalis 10. Avicenniaceae Avicennia rumphiana 11. Avicenniaceae Avicennia schaueriana 12. Acanthaceae Acanthus ebracteatus 13. Acanthaceae Acanthus ilicifolius 14. Acanthaceae Acanthus volubilis 15. Acanthaceae Acanthus xiamenensis 16. Bombacaceae Camptostemon philippinensis 17. Bombacaceae Camptostemon schultzii