Minggu, 16 Januari 2011

KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR LAUT PERMUKAAN DAN SEDIMEN SERTA PENCEMARAN LIMBAH PADAT

I. PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Sebagian besar wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun internasional, juga memiliki sumber daya laut yang sangat kaya dan penting antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang, mangrove, bahan tambang, dan pada daerah pesisir dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata yang menarik (www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/4/9/l1.htm - 50k)
Laut juga mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan biota laut lainya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, laut yang merupakan satu sumber daya alam, sangat perlu untuk dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan seharusnya dapat memakmurkan masyarakat Indonesia, namun ironinya, sebagian besar taraf kehidupan masyarakat kawasan pesisir Indonesia dalam kondisi pra-sejahtera. Hal ini menunjukan sebagain besar sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada telah mengalami degradasi sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Laju kerusakan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan . Disisi lain sumberdaya kelautan dan perikanan pada saat ini masih dikelola dengan teknologi yang sangat sederhana atau pemanfaatannya masih terkonsentrasi di wilayah perairan tertentu, atau masih ada yang belum dimanfaatkan, bahkan belum tersentuh sama sekali, sehingga sebenarnya pemanfaatannya masih sangat mungkin ditingkatkan.
Agar laut dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka kegiatan pengendalian dan/atau perusakan laut menjadi sangat penting. Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Akhir-akhir ini pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
Di samping menghasilkan produk-produk yang diperlukan bagi kehidupannya, kegiatan manusia menghasilkan pula produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan). Cepat atau lambat polutan itu sebagian akan sampai di laut. Hal ini perlu dicegah atau setidak-tidaknya dibatasi hingga sekecil mungkin.
Kota Dumai adalah sebuah kota (kotamadya) di provinsi Riau, Indonesia. Diresmikan sebagai kotamadya pada 20 April 1999, setelah sebelumnya sempat menjadi kota administratif (kotif) di bawah asuhan Kabupaten Bengkalis. Terdiri dari 5 kecamatan dan 32 kelurahan.
Dasar berlumpur kaya akan bahan organik detritus yang berada di atas pasang surut Vernberg (dalam Zulkifli,1987 ). Disamping itu bahan organik juga berasal dari sungai. Menurut Mackentum (dalam Jubaedah, 1987) sebagian besar bahan organik pada suatu perairan diproduksi oleh tanaman dan hewan yang akan mengalami proses dekomposisi.
Kandungan bahan organik dalam perairan akan mengalami peningkatan, antara lain sebagai akibat dari limbah rumah tangga, pertanian, industry, hujan dan aliran air permukaan (Jenkins and Skulberg dalam Masyamsir, 1986).

1.2. Tujuan dan Manfaat
Praktikum ini bertujuan untuk mengethui jumah bahan tercemar dari limbah padat dan Pencemaran Limbah Pada Air Laut Permukaan Dan Sedimen
Laut Dumai.
Sedangkan manfaat hasil praktikum ini adalah agar dapat memberikan informasi tentang keadaan pencemaran limbah padat dan Pencemaran Limbah Pada Air Laut Permukaan Dan Sedimen laut Dumai.














II. TINJAUAN PUSTAKA

Perairan pantai memiliki potensi sumberdaya yang tinggi karena merupakan tempat penumpukan zat-zat hara yang dibawa aliran sungai k muara dan kemudian terakumulasi di pantai. Keberadaan manusia dengan segala aktivitasnya di peraiaran pantai akan membawa dampak yang kadang-kadang berakibat fatal bagi kualitas air d komunitas biologinya. Salah satu komunitas biologi yang merasakan lansung pengaruh tersebut adalah hewa benthos karena hewan ini hidupnya menetap.
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Salah satu contoh bahan pencemar adalah berasal dari limbah padat, baik yang organic maupun anorganik. Bahan organic merupakan makanan bagi biota lat yan pada umumnya banyak terdapat pada substrat (Nybaken, 1988).
Pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah buangan kegiatan atau aktivitas di daratan (land-based pollution) maupun kegiatan atau aktivitas di lautan (sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran dapat dibagi atas kontaminasi secara fisik dan kimiawi.
Secara umum, kegiatan atau aktivitas di daratan (land-based pollution) yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan laut antara lain penebangan hutan (deforestation), buangan limbah industri (disposal of industrial wastes), buangan limbah pertanian (disposal of agricultural wastes), buangan limbah cair domestik (sewage disposal), buangan limbah padat (solid wastes disposal), konversi lahan mangrove dan lamun (mangrove and swamp conversion), dan reklamasi di kawasan pesisir (reclamation).
Sementara kegiatan atau aktivitas di laut (sea-based pollution) yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan laut antara lain perkapalan (shipping), dumping di laut (ocean dumping), pertambangan (mining), eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and exploitation), budidaya laut (mariculture), dan perikanan (fishing).
Kegiatan rekreasi dan kepariwisataan telah menjadi aspek penting dalam peningkatan ekonomi, khususnya bagi penduduk pesisir. Akan tetapi kegiatan ini telah membawa dampak lingkungan yang tidak selalu positif. Buangan limbah dari hotel dan restoran di sepanjang pantai, serta meningkatnya permintaan air bersih dapat memberi ancaman berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir. Di sisi lain, tidak ada atau kurangnya titik/tempat tambatan kapal (ponton) yang dipersiapkan pada kawasan taman wisata alam laut, menyebabkan jangkar kapal sangat berpeluang merusak terumbu karang.
Bahan organik bagi organisme bethik merupakan nutrient yang dapat digunakan secara langsung sebagai bahan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Odum, 1993). Bahan organik lebih banyak terdapat di perairan pantai dan muara dibandingkn dengan perairan laut.










III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pencemaran laut diaksanakan pada tanggal 1 – 2 Desember 2010 yang berlokasi di Pantai Dumai. Dan pengidentifikasian di lakukan pada tanggal 20 Desember 2010 di laboratorium terpadu Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah sampel air laut dan sedimn. Sedangkan alat yang digunakan adalah kantung plastik untuk tempat sampah, tali plastic untuk membuat plot, dan peter grab (eckmen grab) untuk pengambilan sedimren.
3.3. Metode Praktikum
Pada praktikum pencemaran laut ini dilakukan dengan metode secara langsung ke lokasi. Untuk pencemaran limbah padat dengan melakukan pemplotan. Yang selanjutnya diidentifikasi di laboratorium yang dihitung dengan metode berat basah. Sedangkan untuk makrozoobenthos dengan menggunakan metode tangkap segera di perairan muara sungai Dumai lalu diidentifikasi dilaboratorium.
3.4. Prosedur Praktikum
• Pencemaran limbah padat
1. Lokasi di plot dengan ukuran 3m * 3m
2. Semua sampah padat yag ada di sekitar wilayah pemplotan diambil dan di kumpulkan
3. Sampah yang terkumpul dimasukkan ke dalam kantung plastik yang kemudian akan di identifikasi di laboratorium terpadu ilmu kelautan
4. Selanjutnya sampah dibedakan jenisnya dan dihitung jumlahnya serta beratnya menggunakan metode basah








IV. HASIL DAN PEBAHASAN

4.1. Hasil
• Pencemaran Limbah Pada Air Laut Permukaan Dan Sedimen
Table 1. Data Kandungan Logam Berat Pada Air Laut Permukaan Dan Sedimen
No Stasiun Kordinat Ulangan Kosentrasi Pb
N E Air Laut Sedimen

1 Lubuk Gaung 01043’38’’ 101023’16,1’’ 1 0,030 23,639
2 0,027 19,850
3 0,026 19,407

2 Bangsal Aceh 01043’27,1’’ 101023’25,1’’ 1 0,036 10,909
01043’17,6’’ 101023’28,0’’ 2 0,043 16,583
3 0,033 15,017

3 Muara Sungai Mesjid 01043’08,6’’ 101023’35,1’’ 1 0,050 20,595
01043’59,3’’ 101024’42,8’’ 2 0,054 16,537
3 0045 15,145

4 Pelabuhan TPI 01044’44,0’’ 101022’30,2’’ 1 0,023 23,915
01044’38,1’’ 101022’31,0’’ 2 0,022 17,974
01044’09,2’’ 101022’49,0’’ 3 0,024 22,458

5 Dockyard 01045’40,8’’ 101021’54,1’’ 1 0,014 24,434
2 0,006 19,391
3 0,004 22,144


• Pencemaran Limbah Padat
Dari praktikum yang telah dilakukan di perairan pantai dumai didapatkan hasil limbah padat pada suatu plot yang berukuran 3mx3m sebagai berikut:
Tabel 2. Data Limbah Padat pantai Purnama
Stasiun Jenis Limbah Jumlah
I Logam 1
Plastic 15
Kain 1
II Logam 1
Plastic 15
Kain 1
Kertas 1
Kaca 2
Tali 1
Kayu 4
III Pastik 20
Kain 2
Karet 1
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994).
Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim (Wilson, 1988).
Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).
4.2. Pembahasan
Dari data tabel kandungan logam berat pada air laut permukaan dan sedimen. Bahwa kandungan kosentrasi Pb pada air laut permukaan pada semua stasiun berkisar antara 0,004 - 0,054 , kosentrasi Logam Pb air laut permukaan yang paling tinggi terdapat pada stasiun muara sungai mesjid pada pengulangan atau pengambilan sampel ke-2 yaitu 0,054 dan kosentrasi logam Pb air laut permukaan yang terendah terdapat pada stasiun Dockyard dengan pengulan atau pengambian sampel ke-3 yaitu 0,004 .
Sedangan kandumgan kosentrasi ogam Pb pada sedimen di semua stasiun berkisar antara 10,909 - 24,434, kosentrasi Logam Pb pada sedimen yang paling tinggi terdapat pada stasiun Dockyard pada pengulangan atau pengambilan sampel ke-1 yaitu 24,434 dan kosentrasi logam Pb yang terendah terdapat pada stasiun Bangsal Aceh dengan pengulan atau pengambian sampel ke-1 yaitu 10,909.
Dari hasil data ditas tersebut, pada semua stasiun di perairan dumai sudah sangat tercemar dengan kosentrasi logam Pb di permukaan air laut dan sedimen yang berkisar 0,054 - 0,004 dan 10,909 - 24,434. Penyebab pencemaran yaitu diri limbah pabrik minyak, pabrik semen, air ballas dll.
Dari data tabel limbah padat di pantai purnama ditas, ternyata jenis limbahnya sangat bervariasi. Seperti limbah plastic, kain, logam, karet, kaca, kayu, tali dan kertas. Dari semua jenis limbah tersebut, bahwa limbah plastic (jumlah 15-20) dan kain (jumlah 1 disetip stasiun)yang sangat mendominasi pada setip stasiun.
Dampak yang timbul akibat pencemaran oleh berbagai jenis polutan yang telah disebutkan sebelumnya adalah sangat beragam. Ada beberapa polutan yang dapat langsung meracuni kehidupan biologis. Ada pula polutan yang menyerap banyak jumlah oksigen selama proses dekomposisi. Ada polutan yang mendorong tumbuhnya jenis-jenis binatang tertentu. Dan ada pula polutan yang berakumulasi di dalam jaringan makanan laut yang tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel hidup (bioaccumulation). Masalah pencemaran yang paling besar di banyak tempat di Indonesia adalah limbah cair domestik dan industri.





V . KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup.
Bahwa kandungan kosentrasi Pb pada air laut permukaan pada semua stasiun berkisar antara 0,004 (Dockyard terendah) - 0,054 (di stasiun muara sungai mesjid trtinggi). Sedangan kandumgan kosentrasi ogam Pb pada sedimen di semua stasiun berkisar antara 10,909 (kosentrasi terendah terdapat pada stasiun Bangsal Aceh) - 24,434 (tertinggi terdapat pada stasiun Dockyard).
Limbah padat di pantai purnama ditas, ternyata jenis limbahnya sangat bervariasi. Seperti limbah plastic, kain, logam, karet, kaca, kayu, tali dan kertas. Dari semua jenis limbah tersebut, bahwa limbah plastic (jumlah 15-20) dan kain (jumlah 1 disetip stasiun)yang sangat mendominasi pada setip stasiun.
5.2. Saran
Pratikum ini dapat bermanfaat bagi smua pihak, baik dosen, mahaiswa dan masyarakat. Dalam pratikum selanjutnya dapat lebih itingakat dalam pengolahan sampel dan laporan ini dapat jadi acuan bagi partikumslanjut.


DAFTAR PUSTAKA

Masyamsir. 1986. Perubahan Struktur kelimpahan Zooplankton dan benthos sehubungan dengan peningkatan bahan organik dibeberapa lokasi situ ciburuy kab Bandung. Bogor.89 hal.

Mc. Lannaughey dan Zottly. 1983. Pengantar biola. Diterjemahkan oleh H.Z.B. Tafal dan H.Mansoer. Semarang Press, Semarang. 410 hal.

Odum,E. F, 1993. Fundamental of Ecology. W. B. Sounders and Co. Philadelphia. 574 p.

Usborne. 2004. Laut Dan Samudra. Pakar Raya; Bandung. 32 hal

www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/4/9/l1.htm - 50k
































LAPORAN PRATIKUM
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR LAUT PERMUKAAN DAN SEDIMEN SERTA PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Disusun oleh:
RENGKI AFRIZAL
0804120569



FAKULATAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum pencemaran laut yang berjudul „Kandungan Logam Berat Pada Air Laut Permukaan Dan Sedimen Serta Pencemaran Limbah Padat” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing pencemaran laut dan asisten yang telah banyak membantu dalam memberi pengarahan tentang laporan ini, sehingga penulis dapat mengerjakan dengan baik.
Dalam laporan ini masih banyak terdapat berbagai kekurangan dan penulis masih sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.




Pekanbaru, 09 Januari 2011


Penulis

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat....................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4
III. MATERI DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat............................................................................ 6
3.2. Alat dan bahan................................................................................... 6
3.3. Metode pratikum............................................................................... 6
3.4. Prosedur Pratikum…………………………………………………. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil........................................................................................................... 8
4.2. Penbahasan............................................................................................... 10
V. KESIMPULAN......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






DAFTAR TABEL

Isi Halaman
1 . Table 1. Data Kandungan Logam Berat Pada Air Laut Permukaan Dan Sedimen…………………………………………………............................ 8
2 . Tabel 2. Data Limbah Padat pantai Purnama........................................... 9


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar