Rabu, 05 Januari 2011

PUISI

Sang Guru
(11/08/08) 

Ditemani Hembusan Angin..
sengatan Matahari dan deburan Ombak..
itulah Cintaku ketika ada Ditepian..
tempat yang paling tersisi dalam
pijakan hidupku...

Selimut Dingin.. Rasa Mencekam..
Kesepeian.. Sunyi.. adalah Cintaku
di Ketinggian Puncak tempatku berpijak.

Rasa Sesal Kesal yang tak berkesudahan,
ketika titian ini bukanlah sebuah 
hal yang wajar..

tidak.. aku.. tidak mimpi..
aku sedang mengejar Cita-citaku..
Aku Hanya Ingin Menunaikannya.
Tak Pernah aku tahu apa itu kesempatan.

Mata.. Ku tertutup untuk Keindahanmu..
Telingaku tertutup untuk Sanjunganmu..
Mulutku Tertutup untuk memujimu..
Tapi Batinku.. berkata Itulah kenyataan.

Biar aku Yang Menjauh.. 
Aku bukan Qais Sang Laila Majnun..
Aku Hidup dengan Kakiku.. 
dengan Tanganku..
dengan Mataku..
Dengan hatiku..

Saat gelisah Begitu Buas...
Hanya Nyanyian Malam Dalam Pelukan.
Ketika, Kejenuhan dan Ke resahan
menghantui..

Dalam Hatiku.. berkata..
Maafkan aku Telah melibatkanmu
dalam rangkaian titian kehidupanku.
aku tak kuasa untuk Melawan.

Ketika Ku Mengalihkan Pandangan,
Ketika Keheningan dalam Sunyi.
ketika Kebungkaman dalam Ramai..
Ketika hati terisi Damai..

Kenapa Kau lagi yang Harus Kujumpai..
AKu malu Pada diriku.. 
Takluk akan Pesonamu..
Tunduk akan keteguhanmu..

Ah.. Jika Ini benar.. AKu akan
menjumpainya.. Lagi.. Jika Tidak..
inilah sebuah keputusan..
aku harus jujur pada diriku..

Jangan Lagi Kau buat Malu dirimu..
Jangan sampai berdosa semua krn perbuatanku.. 
Bukankah aku tak mengenal 
apa Pesona Akhlak itu..

aku Hanya.. Cacian.. Makian.. Umpatan
dalam PUjian dan Sanjungan.
Lebih baik Kau Lari..
Lari.. Pergi Jauh.. 
Karena aKu tak tau diri.

Kembali aku dalam diam..
kembali aku dalam dingin..
kembali aku dalam kesunyian..
saat ku Renungi lagi kehidupanku..

Kutemui.. ratapan dalam diriku..
kutemui kegagalan dalam Tugasku..
kutemui persoalan dalam batinku..
tapi itu adalah guruku.. guruku..

ratapan membukakan mata hatiku..
kegagalan membuatku untuk gigih..
persoalan membuatku dewasa
dan guruku.. adalah aku..

Aku Menyayangi guruku.. 
Aku ingin Mengabdi pada guruku..
Aku ingin berbakti pada guruku..
aku ingin Membahagiakan guruku..

Petuah ini selalu kuikuti..
tuntunan ini ku selami..
nasehat ini bergema selalu.
petunjuk ini yang aku jalani..

aku Ingin tahu semua..
agar semua tahu inginku..

Kembali ku harus.. sadari..
bahwa ini adalah jalan kehidupan...
berpikir merenung dan berbakti adalah
urusan-urusanku

biarkan semua terjadi..
Alam ini telah menemani..
Dialah Cintaku.. Selalu..
Biarkan Hidup dalam Batinku..

Hingga dapat ku kabarkan..
kubaktikan, dan Kutunaikan..





ANGIN MALAM
(Sebuah Puisi Diawal Perjalanan)
February 19, 2007

Ayunan kaki belum juga terayun
hanya hentakan sepatu pembalut kaki
yang terdengar bagai teriakan "Aku Siap"
melukiskan ketegaran hati

Angin malam hembuskan dingin
sedingin hati dalam cengkraman sunyi
Angin malam kabarkan sepi
sehening ketukan irama mimpi

Deru napas belum juga berirama
ketika tatapan mulai terjaga
Menitikan arah tujuan nanti
dalam perjalanan ku ini

Mengingat akan sebuah ilusi
mengupas sebuah gambaran mimpi
menyibak tabir kegelapan
guna menemukan tujuan diri

kembali ku lirik semua yang ada
sebagai bekal kunanti
ada yang kumiliki,
ada yang kucari,
ada yang kutemui,
ada yang kubeli,
ada yang kuminta,
ada yang kupinjam,
ada yang kubuat,
ada yang kusemua...
hingga puas hati ini..

mau apa lagi aku ini
tak ku hiraukan bisikan hati
teringat kelam suasana kelam
mengisi memori suasana hati

kulengkapi niat dihati
sebagai awal perjalanan jiwa
menuju sebuah cita
yang terlempar dari sebuah renungan

Yang kemarin belum selesai
yang hari ini telah tertunda
dan yang esok akan menunggu
semua telah mengisi ingatanku

simpul mimpi telah terikat
pada sebuah ungkapan hati
ketika balas berbuah tanya
akan kah ini lambaian tangan
ungkapan "selamat jalan"

seperti harapan kemarin
kuingin kau disini
menemani menuju sebuah perjalanan
yang talah aku gambarkan

mengapa tak kau hadapi tantangan ini
apa yang kau hayati dari Perjalanan ini
bagaimana dapat kau nikmati jika hanya
diam.
Menyisakan tanya akan sebuah persoalan

Kumulai mengira akan sebuah kata
tak perlu lagi kau tanyakan kenapa
takaran tak dapat tercipta
hingga kita tak dapat membuat rasa

perjalanan waktu tak mau menanti
hingga aku harus meniti mimpi
semua sudah menjadi nasi
tinggal kunikmati nanti sebagai
bekalku ini

bertemankan sebuah kebekuan
dari kekeringan sebuah kehidupan
sebagai lauk pemuas ambisi
dari kelaparan rohani penguathati

tak mau ku terjebak lagi
akan kesesatan yang mengembala hati
ku iklaskan perjalanan ini
akan semua yang akan terjadi

Hadapi, hayati dan nikmati
kucatatat pelengkap daftar ini
harapanku kau yang jadi koki
penakar bumbu kehidupan ini

tapi harapan tlah terkunci
pada kebungkaman sebuah hati
tak ku tanyakan kembali
hingga ku dapat sebuah akhirnya.

ada dan tak ada bukan persoalan
isi atau kosong bukan masalah
berat atau ringan bukan pilihan
yang pasti adalah sebuah perjalanan

detakan jantung mulai terdengar
ditemani deruan napas yang terirama
semua harus dilewati dan diakhiri
pada jalan yang belum dilampaui

...


Celoteh Untuk Camar
March 01, 2007 

Pancaran ketenangan dari balutan
rajutan benang hitam membungkus sebuah
kelembutan yang terpancar dari sinar
ketulusan.

Dalam hiruk pikuk sebuah terminal ilmu
yang berpacu dengan waktu. Terikat
dalam untaian dilema yang menjadikan
sebuah penantian

sebuah upaya menuju harapan demi mimpi
yang hadir dalam sanubari. ketika
fajar tlah tiba harapan baru pun tiba.
persoalan menghiasi kehidupan dalam
naungan kelemahan jiwa.

sisi hitam menjadi remang dibalik
sebuah harapan. ketika keinginan mulai
terkendalikan demi ambisi dan ego
nurani. mengikis pagi pengerak naluri.

tatapan mata menuju harapan mencari
jalan menuju pagi. jalan yang dipilih
tetap dilalui, mengharap akan adanya
sebuah jawaban.

takkan kuhiraukan siapa kau ini, demi
mengejar harapan pasti. keindahan yang
dinanti menjadi harapan kekuatan diri.
tak ku tanya siapa aku ini demi kau
sibuah hati.

senandung lirih menyejukkan hati, rasa
pilu kan terganti. hanya sebuah kata
pasti, yang mungkin masih jadi misteri.

kebodohan karena nurani, kelemahan
karena budi, kebenaran yang dinanti
bukan ambisi berbalut mimpi.

ketulusan yang dinanti menjadi pemicu
semangat jiwa. bukan karena nafsu
birahi semata. berbalutkan sebuah
kekuatan dalam damai pengganti tawa.

keindahan yang bukan tontonan, lambang
sebuah keyakinan sejati. berbalut
sebuah keiklasan budi, tergambar dalam
gerak ragawi.

Kemauan untuk berbakti masih tersirat
dalam diri. ketika tanya berbalas
tanya. pembuka pintu nurani,
penghubung curahan hati.

Iklaslah sayang kau ku miliki menjadi
teman perjalan ku ini. Tak perlu dusta
penghibur hati hanya ketulusan
pembalut nurani.




 
Feb 6, '09 1:49 PM
for everyone
Ukhti....
Jikalau tiba saatnya bertemu...
bersabarlah dikau dengan kekuranganku....
bersabarlah dikau dengan apa yang tampak sekilas....
sesungguhnya aku ini hanyalah seseorang anak adam yang
biasa-biasa saja....
yang biasa dipandang sebelah mata....

Ukhti....
Jika Allah memang memilihku tuk mendampingimu....
Kumohon....
Hendaklah dikau selalu mengingatkan diriku ini yang
lemah ini....
Yang mungkin menelantarkan hak-hakmu....
Yang mungkin lupa diri dan tak tau diri....
Yang mungkin lupa akan kewajibanku ini....

Ukhti....
Terimalah salamku ini....
Jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya ukhti....
Berimanlah pada Allah swt....
dan bertakwalah pada Allah....
Patuhilah Allah dan Rasulnya....
Jangan terbawa oleh arus musuh-musuh Islam ukhti....

Ingatlah.....
Sesungguhnya Allah swt. bersama orang-orang yang
sabar....

Jikalau bukan takdir kita untuk bertemu....
Doaku semoga Allah mempertemukanmu dengan Ikhwan yang
lebih baik dariku....
Yang akan membahagiakanmu di dunia dan membimbingmu menuju
kebahagiaan akhirat....


Akhir kata....
Wassalam.
Dec 15, '08 12:17 PM
for everyone
Ngga Nyangka bisa Emosional gini..
Mungkin terbawa suasana.. jg.. Huh....
emang, Kadang begitulah.. Tapi.. Mau
Bilang apa..
Mikir.. Coba Mikir.. Iya, Ini jg
sudah MIkir.. BAngun tidur sampai mau
tidur juga aku berpikir..
TRus..
Kenapa masih begini juga..
Wah, susah untuk mengatakan sebenarnya
ini sebuah dilema, serius ini DILEMA.
Jika aku katakan ini justru menambah
parah kondisi..
Mungkin Cukup Yang Memilikilah yang dapat memberi.. Dan jangan pernah kau
berharap dari apa pun dari semua yang
masih berharap.
Biarkan semua mengalir apa adanya.. toh, nantinya tetap akan bermuara juga.
Dimana lagi dapat kau Mulai kalo semua akan berakhir disini.. Mungkin jg..
Selesai Titik





Tidak ada komentar:

Posting Komentar