Selasa, 18 Januari 2011

laporan biola

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar daerahnya adalah berupa laut. Letak strategis Indonesia menjadikan negara ini memiliki kekayaan sumber daya hayati laut yang sangat besar. Namun sampai saat ini kekayaan hayati yang dimiliki masih belum dimanfaatkan secara optimal. Dibutuhkan suatu pengetahuan mendasar tentang ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek kelautan baik secara fisik, biologi, maupun kimia. Informasi biologi dalam bidang kelautan sangat penting untuk mengolah sumber daya hayati laut secara optimal karena masih banyak dan besarnya potensi sumberdaya laut yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu informasi biologi laut tersebut adalah mengenai gambaran tentang kehidupan biota laut.
Pemanfaatan biota laut yang makin hari makin meningkat dibarengi oleh kemajuan pengetahuan tentang kehidupan biologi yang tertampung dalam ilmu pengetahuan alam laut yang dinamakan biologi laut (marine biology). Sedangkan ilmu yang mempelajari hubungan antara biota laut dan lingkungannya dan antara mereka sendiri dinamakan ekologi (ecology). Biota yang ada di laut diantaranya terumbu karang, lamun, dan mangrove yang termasuk perpaduan antara laut dan daratan kata lain perairan payau.
Praktikum biologi laut merupakan aplikasi dengan kegiatan dari hasil pembelajaran teori biologi laut, dengan rangkaian pembelajaran ini diharapkan akan menjadi faktor pendukung dari pemanfaatan sumber daya kelautan Indonesia yang saat ini belum terolah secara maksimal.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum lapangan biologi laut ini adalah :
1. Merupakan kegiatan wajib dalam pembelajaran mata kuliah biologi laut.
2. Mengaplikasikan hasil dari pembelajaran materi biologi laut yang telah diberikan.
3. Untuk mengetahui keadaan alam dalam ruang lingkup praktikum.
4. Menganalisis sebagian dari biota laut untuk kemudian dapat dimengerti dan dipahami.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Asal kata Enggano sendiri berasal dari bahasa Portugis yang artinya kecewa. Alkisah, kedatangan bangsa Portugis tidak disambut baik oleh penduduk pulau dan akhirnya mereka memilih untuk memutar haluan kapal menuju laut lepas. Selain itu, Enggano disebut juga pulau Kepu Kano’a berarti kapal yang dikendalikan satu orang. Ini untuk mengenang Kamanipa, seorang raja Hindu India, yang pernah terdampar di pulau ini. (Fajar A.M, Jiwa Palamarta, dan Arif Faturohman, 2008)
Pulau Enggano secara geografis terletak pada 102,05-102,25 Bujur Timur dan 5,13-5,31 Lintang Selatan. Enggano masuk kedalam kecamatan Enggano, kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Luasnya sendiri sekitar 680 Km persegi, dengan panjang 40 Km dan lebar 16 Km.(Fajar A.M, Jiwa Palamarta, dan Arif Faturohman, 2008)
Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 5° 31′ 13″ LS, 102° 16′ 0″ BT. (Wikimedia Comnos, 2007)
Dengan wilayah yang seluas itu, Enggano terbagi kedalam beberapa kawasan. 3.724,75 ha, merupakan hutan desa, 24.184 hutan hulayat, hutan nibung 719 ha, hutan waru 465,25 ha, rawa 1.967,75 ha, sawah 301,75 ha, perkebunan 2.614,5 ha, perkampunggan 123,25 ha, hutan bakau 1.710,5 ha hutan keramat 394,74 ha. Sedangkan lahan kosong seluas 202,25 ha yang sedianya akan digunakan sebagai lahan pesawat terbang dan perkebunan.(Fajar A.M, Jiwa Palamarta, dan Arif Faturohman, 2008)
Ekosistem Enggano sangat beragam, mulai dari hutan pantai, terumbu karang, mangrove, dan hutan sekunder. Sayangnya potensi besar yang bisa dikembangkan untuk pariwisata ini samasekali belum tergarap maksimal. Padahal jika dikembangkan, bukan tak mungkin bisa menambah pendapatan daerah dan mengangkat masyarakat dari jerat kemiskinan.(Fajar A.M, Jiwa Palamarta, dan Arif Faturohman, 2008)
BAB III . METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum Biologi laut ini dilakukan di lingkungan perairan Pelabuhan Kajaapu Kepulauan Enggano pada tanggal 6 Mei 2010 dan Perairan Pulau Dua Kepulauan Enggano Pada 8 Mei 2010.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan pada Praktikum Biologi Laut ini adalah :
2 buah jaring tanggu
2 buah botol sampel/kelompok
Kertas label
Kamera
Plastik sampel
Dengan bahan pengawet Formalin 30%.

2.3 Metode Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan pengambilan sampel dan pengawetan kemudian dilakukan analisis data sebagai hasil praktikum. Sedangkan biota laut yang akan diamati adalah nekton dan benthos dengan cara pengambilan data sebagai berikut :
1) Pengumpulan dan pengawetan sampel.
a) Nekton
1) Pengambilan sampel nekton dilakukan dengan menggunakan jaring tangguk.
2)Ikan yang tertangkap diawetkan dengan formalin kemudian diberi nama dengan kertas label pada
plastik atau botol sampel.
b) Benthos
1)Pengambilan sampel (lamun, rumput laut atau mangrove dan fauna bentik lainnya) diambil dengan
tangan dan jaring tangguk.
2) Sampel yang didapat diawetkan dengan formalin kemudian diberi nama dengan kertas label pada plastik atau botol sampel.
2) Analisis
Alalisis sampel dilakukan di laboratorium dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sampel yang ada.

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Flora
4.1.1 Mangrove

Asal kata “mang-rove” tidak diketahui secara jelas. Namun menurut Mac Nae (1968), mangrove adalah kombinasi antara bahasa portugal “mangue” dan bahasa inggris “grove”. Menurut Kitamura et al (2003), katamangrove berarti tumbuhan tropis dan komunitasnya yang tumbuh di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh disepanjang pantai tropis dan sub tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob.(Snedaker dalam Gunarto, 2004).
Tumbuh-tumbuhan mangrove yang khas kebanyakan beradaptasi. Beberapa jenis seperti Avicennia hidup di habitat yang lebih asin sedangkan Nypa fruticans terdapat pada habitat yang berair lebih tawar. Lebih jauh dari vegetasi khas mangrove, terdapat tumbuh-tumbuhan yang hidup di habitat tak asin dan mereka dikenal sebagai sekutu mangrove (mangrove associates), yakni tumbuh- tumbuhan bukan mangrove, tetapi berasosiasi dengan mangrove. (Dahuri, 2003).
3.1.2Lamun (Sumber ; Mulyanti’s blog “Padang Lamun)
a) Klasifikasi Lamun
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledonae
Familly : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
Padang lamun merupakan hamparan tumbuhan seperti rumput atau alang-alang yang terbenam di dalam laut yang dangkal, tenang, berpasir atau berlumpur. Tumbuhan lamun terdiri dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma adalah batang yang terbenam dan mendatar di atas permukaan dasar laut.
Adapun ciri-ciri tumbuhan lamun antara lain :
1. Mampu hidup dan dapat menyesuaikan diri terhadap air asin atau garam.
2. Dapat hidup dan berkembang biak di air
3. Daunnya mengandung banyak udara agar mudah mengapung di bawah permukaan air laut.
4. Memiliki system perakaran yang kuat dan kokoh.
5. Dalam satu tumbuhan hanya ada bunga jantan saja atau bunga betina saja.
6. Mampu melakukan penyerbukan di dalam air.
7. Buahnya terendam dalam air.
B) Habitat Padang Lamun
Lamun tumbuh subur terutama pada daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai atau goba yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil dan patahan karang mati dengan kedalaman 4 meter. Padang lamun terbentuk di dasar laut yang masih ditembusi cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Pada perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun ditemukan tumbuh dalam kedalaman 8 – 15 meter. Lamun biasanya terdapat dalam jumlah yang melimpah dan sering membentuk padang yang lebat dan luas diperairan tropis. Hampir semua substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai substrat berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang luas lebih sering ditemukan disubstrat Lumpur berpasir yang tebal antara hutan mangrove dan terumbu karang.
C) Penyebaran Tanaman Lamun
Zona penyebaran lamun secara umun berkesinambungan, namun biasa terdapat perbedaan pada komposisi jenisnya maupun luas daerah penutupannya. Pola penyebaran lamun sangat tergantung pada tofografi dasar pantai, kandungan nutrient dasar perairan, dan beberapa faktor fisik dan kimia lainnya. Kadang terlihat pola penyebaran yang tidak merata dengan kepadatan merata yang relatif rendah dan bahkan terdapat semacam ruang-ruang kosong di tengah padang lamun yang tidak tertumbuhi oleh lamun. Kadang juga terlihat pola penyebaran yang berkelompok-kelompok. Namun juga terdapat banyak pola penyebaran yang merata tumbuh hampir pada seluruh garis pantai dengan kepadatan yang sedang dan bahkan tinggi.
Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan ekosistem padang lamun adalah sebagai berikut:
1) Kecerahan
2) Temperatur
3) Salinitas
4) Substrat
5)Kecepatan Arus Perairan

D) Peran dan Fungsi Lamun
a) Sebagai habitat bagi berbagai biota laut.
b) Penghasil detritus dan zat hara yang berguna sebagai makanan bagi mahluk hidup lainnya.
c) Juntaian lamun juga berguna sebagai pelindung dari sengatan matahari bagi penghuni ekosistem lamun.
d) Sumber makanan bagi penyu hijau, penyu sisik, bulu babi, bintang laut, dan dugong.
e) Melindungi dasar perairan dari erosi.
f) Daun lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh ombak dan arus disekitarnya menjadi tenang.
3.2 Fauna
3.2.1Ikan Giru/Badut
Kerajaan : Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Pomacentridae
Upafamili: Amphiprionin ae (AmphiprionBloch &Schneid er ,18 01)
Ikan giru atau lebih dikenal dengan sebutan ikan badut adalah ikan dari anak suku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Ada dua puluh delapan spesies yang biasa dikenali, salah satunya adalah genusPremnas, sementara sisanya termasuk dalam genusAmphiprion. Mereka tersebar di lautan Pasifik, Laut Merah, lautan India, dan karang besar Australia.
Di alam bebas mereka bersimbiosis dengan anemon laut. Anemon akan melindungi Ikan badut dari pemangsa dan Ikan badut akan membersihkan Anemon dengan memakan sisa - sisa makanan Anemon. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang terkecil hanya 6 cm. (Wikimedia Comnos, 2007)
3.2.2 Ular Laut
Kerajaan:Animalia
Filum: Chordata
Upafilu m: Vertebrat a
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamat a
Upaordo : Serpente s
Famili:Elapidae (Boie, 1827)
Ular laut terdiri dari banyak jenis (salah satu di antaranya Erabu) dan kesemuanya merupakan ular yang
memiliki racun yang sangat kuat. (Wikimedia Comnos, 2007)
Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa asal mula ular laut di dunia berasal dari pulau Borneo (Kalimantan) Indonesia. Ular laut tersebut pada mulanya adalah ular Welang biasa yang hidup di pantai Pulau Borneo dan kemudian mulai masuk ke laut lepas untuk mencari ikan dan berevolusi dengan lingkungannya hingga menjadi ular laut yang kita kenal sekarang ini. (Wikimedia Comnos, 2007)
Ular laut umumnya hidup terbatas di laut-laut tropis, utamanya di Samudra India dan sebelah barat Samudra Pasifik. Salah satu jenis ular laut, yaitu ular perut kuning (Pelamis platurus) ruang hidupnya bahkan mencapai bagian timur Samudra Pasifik. Sedangkan ular zaitun (Aipysurus laevis) lebih banyak hidup di karang-karang. (Wikimedia Comnos, 2007)
3.2.3Kepiting Bakau (Sumber ; Firman “Klasifikasi Dan
Morfologi Kepiting Bakau”, 2010)
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustace
Subclassis : Malacostraca
Superordo : Eucaridae
Ordo : Decapoda
Familia : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies :Scylla sp. S.serra ta, S.tra nqueba rica, S. paramamosain, S.Olivacea
a) Morfologi
1)Bentuk tubuhnya melebar melintang.
2) Mempunyai karapas berbentuk pipih atau agak cembung dan berbentuk heksagonal atau persegi.
3)Ujung pasang kaki terakhir mempunyai bentuk agak pipih dan berfungsi sebagai alat pendayung pada saat berenang.
b) Siklus Daur Hidup



BAB V KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengambilan sampel dan alasis data sampel, maka kami dapat menarik kesimpulan dari tujuan praktikum ini, bahwa :
1. Kami telah selesai melakukan praktikum lapangan mata kuliah Biologi Laut
2. Kami telah mengetahui keadaan alam sekitar ruang lingkup praktikum baik biota sampel dan lingkungan yang mempengaruhi kehidupannya.
3. Kami telah melakukan analisis data yang kemudian menjadikan kami mengerti dan paham akan biota laut untuk kemudian dijadikan sampel pada studi selanjutnya.

1 komentar: